- Pengertian budaya organisasi.
Glaser dalam (Kreitner dan Kinicki,
2005) menyatakan bahwa budaya organisasi seringkali digambarkan dalam
arti yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan,
simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang berkembang dari
waktu ke waktu dan berfungsi sebagai perekat yang menyatukan
organisasi. Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan,
tentunya mempunyai budaya yang berbeda-beda hal ini wajar karena
lingkungan organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa,
manufaktur dan trading.
Menurut Nawawi (2003) yang dikutip
dari Cushway B dan Lodge D, hubungan budaya dengan budaya organisasi,
bahwa “budaya organisasi adalah suatu kepercayaan dan nilai-nilai
yang menjadi falsafah utama yang dipegang teguh oleh anggota
organisasi dalam menjalankan atau mengoperasionalkan kegiatan
organisasi”. Sedangkan Nawawi (2003) yang dikutip dari Schemerhom,
Hurn dan Osborn, mengatakan “budaya organisasi adalah suatu sistem
penyebaran keyakinan dan nilai-nilai yang dikembangkan di dalam suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku anggotanya”.
Menurut Moorhead dan Ricky (1999),
memberikan definisi budaya merupakan kumpulan nilai-nilai yang
membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan
mana yang tidak dapat diterima dalam organisasi. Nilai-nilai tersebut
biasanya dikomunikasikan melalui cerita-cerita atau simbol-simbol
lain yang mempunyai arti tertentu bagi organisasi.
Menurut Triguno (2000), bahwa “budaya
organisasi adalah campuran nilai-nilai kepercayaan dan norma-norma
yang ditetapkan sebagai pola perilaku dalam suatu organisasi.
Dari berbagai definisi budaya
organisasi yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh
semua anggota perusahaan dan yang dipelajari, diterapkan, serta
dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem
perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.1
- Konsep budaya organisasi.
Dewasa ini telah semakin meningkat
perhatian terhadap peranan tindakan manusia dan perilaku simboliknya
dalam studi organisasi. Peilaku simbolik dianggap penting, namun
tidak ada penjelasannya dalam model rasional yang menitikberatkan
pada struktur dan adaptasi lingkungan. Pengakuan ini meningkatkan
daya tarik pendekatan subyektif. Orang-orang perlu menghayati
organisasi agar tahu bagaimana bersikap atas setiap informasi
mengenai organisasi tersebut. sebuah organisasi tidak sekadar obyek
penelitian, organisasi adalah kegiatan berusaha (enterprise)
manusia.perilaku organisasi mendorong perubahan ke arah subjektivisme
dan konsep budaya. Pandangan subyektif mengenai realitas dan sifat
manusia disebut perspektif interpretif. Perspektif ini tetap
berpendapat bahwa dunia sosial tidak eksis dalam pengertian yang
konkret. Aliran pemikiran subyektifisme yang relevan meliputi
hermeneutika, etno metodologi, fenomenologi, dan interaksionisme
simbolik. Bila orang berbicara mengenai suatu organisasi sebagai
“sebuah masyarakat tesendiri”, mereka berada pada gagasan yang
dikonstruksi. Poin utama kita di sini adalah bahwa istilah “budaya”
berlaku sebagai perangsang pikiran dan sebagai sebuah sauh, mirip
dengan peranan istilah “sistem” dalam teori-teori obyektif.
Menurut smircich dan calas, budaya
dapat diuji sebagai sebuah variabel. Budaya adalah sesuatu yang
dibawa masuk kedalam organisasi. Secara umum, bila orang-orang
berinteraksi selama beberapa waktu, mereka membentuk suatu budaya.
Setiap organisasi memiliki satu budaya atau lebih yang memuat
perilaku yang diharapkan tertuls atau tidak tertulis. Gagasan bahwa
sebuah organisasi “seperti suatu budaya” menarik pehatian
penganut perspekif fungsionalis (obyektif) dan interpretif
(subyekif). Tetapi kita akan menyoroti pandangan kaum subyektif dalam
proses komunikasi dan pembenukan pemahaman para anggota, seorang
interpretivs akan lebih tertarik pada bagaimana kisah diceritakan,
siapa yang menceritakan dan apa makna kisah itu bagi para anggota
organisasi.
- Budaya organisasi sebagai pembentukan pemahaman.
Bila budaya harus menjadi sesuatu
yang lebih dari pada unsur (variabel) lain yang diterapkan pada cara
berpikir tradisional (obyektif), perlu memusatkan pada analisis
“makna” dan analisis kultural organisasi. Mereka menciptakan
budaya dan memahaminya melalui interaksi. Kehidupan organisasi
(realitas) tinggal bersama-sama secara komunikatif.2
- Budaya organisasi di RISMA.
Remaja islam masjid agung jawa tengah
biasa dikenal dengan sebutan (RISMA-JT). Ini merupakan suatu
organisasi yang berbasis islam tentunya. Setiap orang bisa ikut
bergabung menjadi anggota, karena disini kalangannya untuk umum, dari
pelajar, mahasiswa, dan juga pekerja. Namun harus ikut masa
perekrutan terlebih dahulu. Disini saya akan membahas budaya yang ada
pada RISMA.
Sebenarnya RISMA mempunyai suatu
program unggulan dari mulai mingguan sampai bulanan. Mingguan
(maulidan) pada hari rabu malam kamis dimulai habis ba’da isya’
tempatnya dikantor RISMA, (pencak silat) tiap minggu pagi, bulanan
(pengajian) setiap malam ahad wage bersama habib umar al-muthahar dan
(safari silaturahmi) setiap minggu ke satu. Disini saya akan membahas
budaya bulanan yang safari silaturahmi. Hal ini sangat cocok sekali
dibahas pada budaya organisasi karena safari silaturahmi ini pada
sebelumnya belum pernah saya temui dalam organisasi remaja pada
umumnya. Safari silaturahmi yaitu suatu kegiatan bulanan yang sudah
menjadi tradisi, adat, ataupun kebiasaan pada RISMA. Safari dilakukan
tiap sebulan sekali secara bergiliran dari satu rumah ke rumah
anggota risma, biasanya temen-temen risma sudah mem boking terlebih
dahulu untuk safari ini. Hal ini dilakukan sebagai upaya mempererat
hubungan kekeluargaan antara anggota risma. Tentu saja pada safari
ini tidak hanya berkunjungan belaka, namun dalam suatu pertemuan itu
membahas banyak hal, seperti suatu agenda terdekat risma,
sharing dan sebagainya.
1
htp://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-budaya-organisasi/
2
H. Syaiful ‘rohim, M.Si. “teori komunikasi”jakrarta : PT
rineka cipta hal 125-127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar